Hargai Prosesmu, semua butuh Waktu.

 

Begitulah yang dinasihatkan oleh Syaikh Belaid Hamidi kepada murid-muridnya disaat mereka sedang proses memahami huruf kaligrafi. Beliau memberikan pemahaman bahwa Allah SWT sendiri saat berfirman “Kun Fayakun”, dengan Kekuasaannya semua dapat terjadi saat itu juga. Disisi lain, Allah SWT berfirman ketika menciptakan langit dan bumi selama enam hari, sementara Allah SWT juga berfirman bahwa hitungan satu hari nya tidaklah sama seperti hitungan harinya manusia. Allah berfirman bahwa hitungan satu hari disisi Nya itu sama dengan seribu tahun hitungan manusia. Sehingga proses penciptaan langit dan bumi itu memerlukan waktu enam ribu tahun hitungan manusia. Namun mengapa Allah SWT berfirman demikian, sedangkan Allah SWT memiliki kemampuan dengan kun fayakunnya? Tidak lain agar hambanya dapat memahami bahwa dalam mengerjakan sesuatu terdapat sebuah proses dan waktu. Sehingga jika dikaitkan dengan rumus belajar, ketika ada murid yang mengatakan: aku tidak bisa menulis ini, aku tidak mampu. Tulisanku tidak bisa sebagus tulisan dia, tulisanku jelek, aku lelah. Sebentar, masing-masing mengambil peran waktunya sendiri-sendiri. Semua butuh waktu dan proses yang tak sama antara satu dan yang lainnya.

Allah SWT memilih huruf Arab sebagai font untuk menulis Firmannya tidaklah sama dengan huruf latin, atau hindi, atau huruf-huruf lainnya. Tetapi, ini adalah huruf Al-Qur’an yang sengaja dipilih untuk menulis wahyu, tentu tidaklah gampang dalam proses penulisannya. Agar hambanya tahu bahwa saat proses penulisan, dibutuhkan ukuran yang pas, kedetilan yang akurat, proporsi huruf yang stabil dan lain sebagainya. Itu mengapa semua butuh waktu dan proses.

Jangan pernah mengatakan: ah.. ini susah, saya tidak bisa, ya udah saya tak berhenti. Beliau memberikan gambaran, bagaimana seandainya jika ada ibu ibu yang akan melahirkan seketika langsung terjadi? bagaimana jika ada seorang yang tiba-tiba tertidur tanpa adanya proses mengantuk? bagaimana jika ketika lapar tiba-tiba kenyang tanpa ada proses mengunyah makanan? Maka akan kaget dan tak ada kenikmatan yang terjadi. Padahal, diproses itulah justru Allah SWT memberikan anugrah dan nikmatnya.

Allah menciptakan makhluknya sesuai dengan takaran masing-masing. Ketika menciptakan Rudi misalnya, dengan berbagai karakter yang dimilikinya. Tentu, hal tersebut tidak akan sama dengan apa yang terjadi pada Salman. Apa yang dimiliki oleh Rudi, bisa jadi tak sama seperti apa yang dimiliki oleh Salman, begitupun sebaliknya. Ini adalah bagian dari Mukjizat Allah SWT yang terdapat pada ciptaannya. Menciptakan manusia dengan berbagai macam variasi dalam pikiran, pemahman, perasaan, karakter dan lain sebagainya menunjukkan atas Maha kemampuanNya terhadap makhluk. Meskipun setiap individu memiliki karakter yang berbeda, namun yang menarik yaitu memiliki hak yang sama. Ada dua tangan, sepuluh jari, dua kaki, dua mata, satu hidung, sama sama bisa bernafas, sama sama berjalan dan seterusnya. Tapi setiap masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda. Dari perbedaan kemampuan inilah, dibutuhkan proses dan waktu yang tidak sama disetiap orang.  Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari nasihat beliau. Aamin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa kita belajar Kaligrafi Arab?