Masyarakat Transisi

Sebuah Refleksi dari buku Pendidikan yang membebaskan, Karya: Paulo Freire.
.
Manusia diberikan Akal dan Hati dari sang Ilahi. Tamyiz tersebut menjadi indikator bahwa manusia adalah ciptaan yang sempurna dari makhluk lainnya.
.
Dia membekali 2 unsur penting ini dengan maksud agar manusia itu dapat berinteraksi; ada didalam dan bersama dunia. Bukan seperti binatang yang hanya larut dalam realitas dan tidak dapat berhubungan dengan dunia.
.
Sebagai makhluk yang berinteraksi. Sifat dasar seperti integritas wajib di miliki bagi setiap individu. Karena integritas ini muncul dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan realitas, ditambah kemampuan kritis untuk membuat pilihan dan mengubah realitas. 
.
Seseorang yang kehilangan kemampuan dalam memilih, pilihannya bukan dari diri sendiri, melainkan dari pilihan orang lain, maka ia hanya mampu beradaptasi, dikhawatirkan akan terbawa hanyut oleh arus perubahan. 
.
Agar peran manusia sebagai eksistensinya tidak terancam. Tentu, sifat kritis dalam melihat realita sangat di butuhkan. Melibatkan diri untuk berperan aktif, bukan lagi semata mata menjadi penonton pasif. 
.
Berangkat dari kesadaran transitif-kritis, ia akan banyak belajar dalam menafsirkan masalah, berargumen yg baik dengan pembiasaan dialog secara intensif, menerima yang baru dan benar tanpa meninggalkan yang lama sebagai warisan yang sudah terjaga. Bukan sebaliknya, transitif-naif; sebagai makhluk yang hanya sekedar menyesuaikan diri dan tidak dapat menghasilkan keterlibatan, yang kemudian akan muncul pemahaman yg bersifat magis dan dirusak dengan penjelasan mistis. Dengan demikian, akal dan hati sebagai 2 hal istimewa akan hancur akibat dari kesadaran yang fanatik dan irasional. 
.
Kesadaran transitif-naif memungkinkan berkembang menuju kesadaran transitif-kritis dapat dilakukan dengan cara memasuki realitas, berdialog, keterbukaan, mengembangkan kemampuan untuk memilih dengan jalan pendidikan yang bersifat aktif dan dialogtif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hargai Prosesmu, semua butuh Waktu.

Mengapa kita belajar Kaligrafi Arab?